Makna Ketu Atau Gelungan Sulinggih Serta Warna Dan Bentuknya
Sumber foto. Trinunbali.com
Berbicara mengenai sulinggih atau pendeta di Bali, memang selalu menarik. Satu diantaranya dari tata busana pemuka agama ini. Sebab tata busana sulinggih tidaklah sama dengan tata busana masyarakat umum atau welaka.
Di kutip dari tribun-bali, Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti menjelaskan, bahwa sejak dahulu kala sebelum tahun 1960-an, bawa atau ketu (gelungan pendeta) itu ada dua macam.
"Untuk ida pedanda dan Ida Rsi Bhujangga Waisnawa, memakai ketu berbentuk bundar seperti yang biasa kita lihat," jelas ida rsi
Untuk Ida Pedanda Budha, kata beliau, memakai gelungan dengan ornamen seperti pada gelungan Rama di dalam kisah epos Ramayana.
Hal inilah yang kerap menjadi pembeda busana ketika seorang sulinggih muput di tengah-tengah masyarakat.
"Sedangkan kalau tentang warna bawa/ketu (gelungan) di keluarga Bhujangga Waisnawa, ada tatanannya," jelas beliau
Warna hitam biasanya dipakai oleh sulinggih yang mulai dari tahun pertama atau baru madiksa sampai dengan 5 tahun atau lebih.
Kemudian gelungan warna merah biasanya dipakai oleh sulinggih yang sudah madiksa lebih dari 5 tahun sampai seterusnya.
"Namun banyak juga yang memakai ketu warna hitam walaupun sudah lebih dari puluhan tahun," sebut ida rsi.
Nah apabila ada sulinggih yang memakai gelungan dengan warna putih. Maka ia merupakan seorang nabe.
"Sebab ini (gelungan warna putih) hanya boleh dipakai oleh sulinggih yang sudah melahirkan nanak," tegas ida.
Atau dengan kata lain, yang boleh memakai ketu warna putih, adalah sulinggih yang sudah menjadi nabe (Nabe Napak). Inilah sesana gelungan dan arti warnanya.
Sejak 1960-an itu juga, bentuk ketu atau bawa (gelungan) ada yang bundar dan mahkota.
"Bulat panjang dan ornamennya sederhana, seperti yang biasa kita lihat untuk pendeta Siwa atau ida pedanda, dan Ida Rsi Bhujangga Waisnawa ini adalah sebagai lambang lingga," jelas beliau.
Lalu ada yang berbentuk mahkota, dengan banyak ornamen seperti gelungan Rama dalam tarian Bali, yang dipakai oleh kalangan Ida Pedanda Budha.
"Namun saat ini banyak bentuk-bentuk bawa atau gelung sulinggih, yang muncul dan dengan ornamen hiasan yang wah megahnya. Nah hal ini tiang sendiri tidak tahu makna sesungguhnya," kata pensiunan dosen UNHI ini.
Baca juga : Suka marah tidak mencerminkan seorang pendeta
Baca juga : Tidak Mudah Menjadi sulinggih
Baca juga : Tidak mudah menyandang status jro
Nah, demikianlah pengertian bawa/ketu serta bentuknya semoga bisa bermanfaat sebagai penambah wawasan.
S. Tibun bali
Post a Comment for "Makna Ketu Atau Gelungan Sulinggih Serta Warna Dan Bentuknya"