Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengapa Saat Mengaturkan Canang Sari Berisi Sesari Berupa Uang?

 

Canang berasal dari bahasa jawa kuno yang pada mulanya berarti sirih, yang disuguhkan pada tamu yang sangat dihormati. Jaman dulu, sirih benar – benar bernilai tinggi. Setelah agama Hindu berkembang di Bali, sirih itupun menjadi unsur penting dalam upacara agama dan kegiatan lain. Di Bali, salah satu bentuk banten disebut “Canang” karena inti dari setiap canang adalah sirih itu sendiri. Canang  belum bisa dikatakan bernilai agama jika belum dilengkapi porosan yang bahan pokoknya sirih.

Canang sari juga dilengkapi dengan sesari yang berupa uang kepeng, fungsi sesari adalah sebagai labang saripati dari karma atau pekerjaan (Dana Paramitha) yang melambangkan sarining manah.  Selain itu uang berfungsi sebagi penebus segala kekurangan yang ada.

Tadinya uang sesari tersebut adalah uang kepeng, namun seiring berjalannya waktu, uang kepeng mulai susah untuk didapatkan karena uang tersebut sudah tidak menjadi mata uang yang bisa dibelanjakan atau ditukarkan. Dengan semakin sedikitnya jumlah uang kepeng, dan pengerajin yang semakin jarang, maka beralihlah sesari tersebut ke uang logam biasa, dan bila tidak ada uang logam bisa dipakai uang kertas

Ada beberapa jenis canang sesuai dengan fungsinya. Selengkapnya, berikut jenis-jenis canang :

Canang Sari
Biasanya digunakan untuk sehari-hari termasuk juga saat hari raya seperti Purnama, Tilem, Galungan, Kuningan juga hari-hari lainnya. Canang Sari digunakan untuk melengkapi upakara besar maupun kecil.

Canang Genten
Alasnya memakai ituk-ituk, ceper atau taledan, di atasnya berisi plawa, porosan, uras sari, bunga, rampe, boreh miyik. Canang genten digunakan pada upakara bebantenan tempatnya pada ajuman.

Canang Burat Wangi Lenga Wangi
Alasnya memakai ceper atau taledan, di atasnya berisi dua buah tangkih atau celemik, masing-masing diisi burat wangi dan lenga wangi dilengkapi plawa, porosan, uras sari, bunga, rampe dan boreh miyik.

Canang Pabersihan
Alasnya memakai ceper atau taledan maplekir di dalamnya berisi 7 (tujuh) buah tangkih atau celemik, masing-masing diisi: ambuh yaitu bahan keramas berupa daun pucuk diiris atau kelapa diparut;

Sisig yaitu jajan begina dibakar hingga gosong; Tepung beras putih atau kuning; Asem diambilkan dari seiris buah-buahan masam; Tepung tawar (dibuat dari tepung dicampur kunir, daun dadap ditumbuk); Minyak rambut atau minyak wangi; Wija/bija dibuat dari beras dicuci air cendana. Di atasnya dilengkapi sebuah canang Payasan, sejenis canang Genten yang uras sarinya dibuat lebih khusus.

Canang Gantal
Pada dasarnya sama seperti canang Genten, hanya pada porosannya diganti dengan lekesan, ada memakai 5,7,9,11 dengan digulung masing-masing kemudian ditusuk diikat dengan tali porosan. Digunakan pada semua upacara (Panca Yadnya).

Canang Brekat
Alasnya memakai Ceper maplekir atau Tamas, di dalamnya masing-masing sarananya dialasi 4 buah celemik ditempatkan pada empat arah, yaitu: daun Selasih miyik, beringin, ancak, blangsah pinang; tampelan, lekesan, base melelet, tubungan; bahan-bahan pasucian, ambuh, sisig, asem, boreh miyik, minyak wangi, bija/beras kuning, tepung tawar; tadah sukla (pisang, ubi, keladi digoreng), beras putih, beras kuning, kencur diiris, nyanyah gringsing, ampo, dedes, kacang komak digoreng, kacang putih digoreng, pisang emas, kekiping; Diatas semuanya itu, diletakkan sebuah uras sari yang bentuknya bundar agak besar berisiplawa, porosan, bunga dan rampe.

Canang Saji
Digunakan pada upakara bebantenan (Panca Yadnya) diletakkan pada banten soda.

Canang Pamendak
Digunakan pada upacara Dewa Yadnya, ketika mendak Ida Bhatara.

Canang Tajuh
Digunakan pada banten Penyolasan

Canang Yasa
Canang yasa digunakan ketika membangun palinggih-palinggih di pura maupun merajan. Serta upacara Dewa Yadnya di pura/merajan.

Canang Pengraos
Digunakan pada pesamuan-pesamuan atau upacara pawiwahan.

Canang Saraswati
Digunakan pada upacara Dewa Yadnya dan Rahina Saraswati.

Canang Rebong
Digunakan untuk melengkapi sesajen-sesajen, juga upacara-upacara besar seperti melis/melasti.


Nah begitulah kenapa mengaturkan canang sari berisikan uang yang kami rangkum dari kalender bali, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi banyak orang

Post a Comment for "Mengapa Saat Mengaturkan Canang Sari Berisi Sesari Berupa Uang?"