Sebelum Ngulapin, Setelah Mendapatkan Musibah Pantang Makan Sembarang, Kenapa?
Sebelum Ngulapin, Setelah Mendapatkan Musibah Pantang Makan Sembarang, Kenapa?
Begitu banyak tradisi yang ada di Bali dengan beragam makna. Soal ritual Ngulapin misalnya, sungguh sangat banyak filosofi hidup yang terkandung di dalamnya. Bagaimana sejatinya upacara yang sering dilaksanakan ketika ada orang apes atau mengalami musibah di jalanan ini?
Ngulapin berasal dari kata ulap. Ulap adalah bahasa Jawa kuna dan juga bahasa Bali, yang artinya silau. Silau yang dimaksudkan di sini adalah seperti keadaan mata ketika menatap atau memandang sinar matahari. Kalau dijadikan kata majemuk menjadi ulap-ulap. “Ulap-ulap dalam bahasa Bali berarti suatu alat yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar, terbuat dari secarik kain putih yang berisi tulisan hurup-hurup keramat yang mempunyai kekuatan magis,”.
Makna upacara di Bali tentu sangat diyakini oleh masyarakatnya. Apalagi berkaitan dengan manusianya. Dan, jika upacara untuk manusia tidak dilaksanakan, maka dampaknya akan kembali ke manusia itu sendiri.
Upacara Ngulapin sangatlah penting dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar setelah mengalami musibah, baik pratima, manusia, atau pun jasad yang telah dikubur agar semua kembali normal seperti sedia kala. “Khusus untuk jasad agar dapat dilanjutkan ke prosesi berikutnya,”.
Salah satu yang bisa dirasakan dampaknya adalah Ngulapin orang baru sembuh dari penyakit, khsusnya penyakit yang keras dan telah lama diderita. Hal ini bertujuan supaya orang yang diupacarai ini bisa makan segala macam makanan. Maksudnya, tidak terpengaruh oleh makanan yang menyebabkan sakitnya kumat atau kambuh.
Dalam bahasa Bali disebut dengan betus. Kendati ia sudah sehat, tapi kalau belum diadakan upacara pangulapan ia tidak boleh makan sewenang-wenang seperti makan jotan atau surudan, daging guling dan lain sebagainya. Bahkan, juga tidak diperkenankan keluar rumah.
“Karena sebelum dilaksanakan pangulapan, catur sanak yang merupakan pelindung sekaligus saudara manusia secara niskala belum mendapati keseimbangan,”.
Sirangkum dari bali express
Post a Comment for "Sebelum Ngulapin, Setelah Mendapatkan Musibah Pantang Makan Sembarang, Kenapa?"