Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ciri-Ciri Rumah Kena Pepasangan, Begini Cara Mengatasi atau Menetralisir'nya.

Ciri-Ciri Rumah Kena Pepasangan, Begini Cara Mengatasi atau Menetralisir'nya.

Pepasangan merupakan bentuk ‘serangan’ negatif secara niskala, ditujukan kepada penghuni rumah oleh orang yang bermaksud tidak baik. Umumnya, pepasangan dipasang di halaman rumah, sehingga penghuni mengalami kesakitan, ketidaknyamanan. Lebih ekstrem lagi, bisa menemui ajal. Lalu apa ciri-ciri rumah yang berisi pepasangan dan bagaimana cara mengatasinya?

Pepasangan memberikan energi negatif terhadap rumah dan penghuninya karena dikirim orang yang bermaksud jahat.

Pepasangan dibuat dari berbagai macam material yang diisi kekuatan gaib. Seperti tanah kuburan, abu dari tulang manusia yang diambil dari pemuun, termasuk sarana payuk kedas yang telah dihancurkan. Kemudian dikirim oleh orang secara langsung di depan pintu keluar masuk. Jika pepasangan hidup, maka dia akan turun sendirinya ke dalam tanah. Tetapi kalau pepasangan sudah mati, dia akan naik dengan sendirinya, sehingga bisa dilihat langsung secara kasat mata.

“Pepasangan, santet, teluh, desti, teranjana itu bekerja menyasar lebah paraning banyu. Artinya akan mencari orang yang secara kekuatan niskalanya lebih rendah. Misalnya orang-orang yang energinya di bawah, maka dia yang mudah kena,” 

Biasanya, rumah yang memiliki pepasangan sering mendengar suara pasir jatuh di atap, rumah yang sudah berisi pepasangan akan memberikan ketidaknyamanan bagi si penghuni. Semisal, rumah itu terasa panas, atau gerah meskipun sudah dipasangi AC.

“Kondisi ini akan mempengaruhi penghuninya. Misalnya sering dibuat bingung. Kadang juga sembahyang menjadi malas. Ini efek dari benda-benda itu, karena memang sengaja dikirim untuk menghambat kita berdoa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,”.

Jika indra penciuman si penghuni tajam, maka yang bersangkutan akan sering mencium bau tak sedap di rumahnya. Meskipun sumber bau itu sudah dicari, maka sering tidak ditemukan. Bau busuk tersebut juga mengundang datangnya lalat hijau yang masuk ke rumah.

Yang lebih parah, kemunculan lulut emas akan menjadi tanda yang sangat signifikan jika di areal pekarangan sudah ada pepasangan.

“Dampaknya adalah si penghuni rumah, sering sakit kaki. Terkadang masalah kecil di rumah tangga itu menjadi besar, terus ribut sama keluarga. Tidak hanya dengan istri, juga bisa cekcok dengan orang tua,”.

Termasuk yang paling gampang untuk mendeteksi kalau di rumah ada pepasangan adalah sering kehilangan barang-barang yang sedang dicari. Ia menyebut, seperti mencari kunci kendaraan, yang tempatnya sudah jelas, namun tidak ditemukan.

Cara mengatasi atau menetralkan kembali pekarangan rumah yang diisi pepasangan.

Disarankan agar tidur di lantai dengan kasur. Sebab, santet, guna-guna, dan apapun bentuknya, tidak akan bisa menyerang kita kalau posisinya tidur tidak di ranjang. Karena makhluk tersebut posisinya amusti dari atas tanah, sehingga kita tidak akan kena selama tidur di lantai

Adapun cara lain adalah menggunakan sarana injin atau ketan hitam yang disangrai. Kemudian sarana tersebut ditaburkan di areal pekarangan. Sarana injin yang disangrai bisa meredam energi negatif.

Selain sarana injin, menetralkan pepasangan juga bisa dilakukan dengan sarana air cucian beras (banyu) yang pertama. Air banyu berwarna putih pekat itu kemudian ditambahkan dengan sarana pucuk daun kelor tiga pucuk dan daun ilalang sembilan helai. Sarana tersebut diikat dengan benang tridatu.

Ada juga penggunaan sarana berupa garam wuku. Secara struktur, garam ini berukuran besar dan berbentuk segi empat. Garam ini ditambahkan dengan abu yang diambil dari prapen pande. Selanjutnya diayak, dicampurkan dengan pamor dari batu karang, kemudian dimasukkan ke dalam payuk ari-ari. Bisa juga menggunakan sarana air campuhan di laut dengan air sungai. Cara menuangkannya harus berurutan.

Adapun sarana menetralkan pepasangan bisa menggunakan sarana banten. Seperti banten prayascita, banten caru eka sata untuk dihaturkan kepada para bhuta dan juga sarana segehan agung.

“Di sana dimohonkan kepada Ida Sang Hyang Widhi agar pekarangan bisa dinetralisir,” 

Pepasangan akan mudah masuk apabila penunggun karang mengizinkan. Untuk itu, di sarankan agar penghuni rumah senantiasa sering menghaturkan sesajen untuk penunggun karang. Sehingga yang berstana ikut menjaga keselamatan rumah dan penghuninya. Termasuk juga sikut satak atau ukuran pintu gerbang rumah juga berpengaruh terhadap mudah sulitnya pepasangan masuk ke dalam rumah.

Ciri - ciri lain dari rumah kena Pepepasangan atara lain :

1. Sering ada pertengkaran tanpa ujung pangkal

2. sering ada suara dongkang menjelang kajang kliwon

3. rumah terasa angker

4. ada yang sakit silih berganti

5. penghuninya malas sembahyang dan beraktifitas

6. tidak betah tinggal dirumah

Dirangkum dari Bali Express


Post a Comment for "Ciri-Ciri Rumah Kena Pepasangan, Begini Cara Mengatasi atau Menetralisir'nya."