Masih Banyak Yang Keliru Pengertian Arti Kata "Ngayah" Bukan "Lelah Sing Mebayah" Berikut Penjelasannya
Masih Banyak Yang Keliru Pengertian Arti Kata "Ngayah" Bukan "Lelah Sing Mebayah" Berikut Penjelasannya
Kebanyakan orang jika mendengar kata ngayah diidentikan dengan kata gotong royong. Namun ngayah tidaklah sesederhana itu tetapi lebih pada tindakan yang berkaitan dengan kegiatan sosial yang dilandasi oleh hubungan manusia dengan Tuhan-Nya.
Dikutip dari pesonataksubali.blogsopt.com ngayah berasal dari kata ayah (Bahasa Bali) artinya pelayanan (Sewanam). Ngayah merupakan sebuah pelayanan tanpa mengharapkan hasil atau upah namun lebih menekankan pada sebuah pengabdian kepada Sang Pencipta yang didasari rasa tulus ikhlas.
Beberapa kata yang hampir sama mewakili kata ngayah seperti “ ayah, ayahan, pengayah, ngayahang” atau “ ngopin, ngoopin, atau nguopin”. semua kata tersebut memiliki arti yang hampir sama namun berbeda dalam konteks pengunaannya. Ngayah biasanya dikenal pada saat upacara-upacara besar yang diselenggarakan Desa Pakraman atau Krama Desa seperti Piodalan di Pura Kahyangan Tiga. Sedangkan ngopin lebih kepada kegiatan saling membantu sesama kerabat yang memiliki hajatan upacara atau sering disebut menyamabraya.
Di Bali, Kata Ngayah dalam sebuah kajian filosofis disebutkan secara harfiah berarti melakukan pekerjaan tanpa mendapat upah (kamus Bali-Indonesia,1990), yang dilihat dari segi etimologis diadopsi dari konteks politik dan kultur feudal dari zaman raja-raja Bali, yakni dari akar kata “Ayah” yang terpancar dari budaya PURUSAISME atau Patrilineal/Patrirhat, terutama berkaitan dengan sistem pewarisannya. Maka kemudian menjadi “ayahan” yang secara sangat spesifik ialah mengacu pada : Tanah ayahan desa (sebagai bagian integral tanah desa adat) dan konskuensinya.
Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi/dijalani oleh orang bersangkutan (yang mendiami tanah ayahan). Sebagai salah satu wujud tanggung jawab. Dalam kaitannya dengan kewajiban-kewajibannya ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Kewajiban religius-teritorial, terutama Pura Kahyangan Tiga atau pengayah di pura lainnya.
2. Kewajiban yang berkaitan dengan kegiatan sosiokultural banjar adat (pengayah banjar adat)
3. Kewajiban berupa dedikasi, loyalitas berkaitan dengan raja-raja yang memerintah pada masa itu (pengayah puri). Karena sebagian tanah-tanah ayahan itu diberikan oleh raja yang diperoleh (sebagai rampasan perang) atas penaklukan kerajaan / daerah lain.
Latar belakang sosiologis dan historis tersebut telah menunjukan bahwa semula budaya ngayah itu berakar dari kata ayah, ayahan, pengayah, ngayahang (yang saling kait mengkait dalam satu kesatuan konskuensi logis – eksistensialistis).
Eksitensi tanah ayahan desa telah membawa konsekuensi logis bagai pengayah untuk melakukan kewajiban sosio-religiuskultural, yakni ngayahang. Konsekuensi eksistensislistis ini juga berimplikasi terhadap kenyataan lingual budaya ngayah itu sendiri.
mohon dikoreksi kalau ada yang kurang dari artikel ini .. rahayu
Post a Comment for "Masih Banyak Yang Keliru Pengertian Arti Kata "Ngayah" Bukan "Lelah Sing Mebayah" Berikut Penjelasannya"